September 08, 2010

Kategorisasi Wawasan Dunia

world in world view

      Teisme
Teisme merupakan kategorisasi wawasan dunia Kristen. Teisme ini berarti percaya kepada keberadaan Allah yang Mahakuasa dan berpribadi, yang melalui-Nya segala sesuatu berasal. Di dalam theisme, Allah adalah Pencipta dan Penopang seluruh alam semesta/kosmos. Tidak ada satu hal pun yang mendahului Allah atau yang setara dengan-Nya. Teisme merupakan wawasan dunia yang fondasional yang pertamakali muncul dan berkembang (+ tahun 1700 dan 1900), sebelum wawasan dunia lain yang muncul. Di dalam teisme Kristen terdapat istilah Trinitas, yaitu Allah yang Tiga, tetapi dalam satu. Satu tetapi di dalam Tiga. Allah juga memiliki sifat transenden, yaitu melampaui keberadaan manusia didunia. Namun sekaligus imanen, yaitu bersama-sama dengan manusia. Teisme Kristen menekankan keberadaan hukum-hukum moral yang universal.

      Naturalisme
            Wawasan dunia naturalisme meniadakan Allah sama sekali. Yang eksis hanya alam. Alam semesta/kosmos ada dengan sendirinya dan bersifat kekal/selalu ada, meskipun alam semesta yang dahulu tidak dalam bentuk seperti sekarang ini. Jadi dalam naturalisme, yang menciptakan alam semesta dan segala sesuatu itu bukan Allah, melainkan materi dari alam semesta/kosmos itu sendiri. Dan semua kelangsungan kehidupan dan proses beroperasinya seluruh alam semesta diatur sendiri oleh hukum alam. Menurut kaum naturalis, manusia tidak berbeda dari objek-objek lain di dalam alam semesta, yaitu hanya merupakan satu jenis objek diantara banyak objek yang ada. Manusia adalah binatang yang tertinggi. Namun sifatnya seperti mesin yang sangat kompleks. Karena mereka tidak mengasumsikan adanya Allah, roh, kehidupan setelah kematian, dan hal-hal yang ilahi. Mereka hanya menerima hal-hal yang terlihat, yang berdasarkan fakta dan hasil penelitian ilmiah atau pengujian pragmatis saja. Kaum naturalis biasanya sangat mendukung sekali teori evolusi. Dalam prakteknya terdapat bentuk/turunan naturalisme yang lain yaitu : humanisme sekuler (menekankan bahwa manusia merupakan makhluk yang spesial) dan marxisme (suatu ideologi yang memimpikan suatu masyarakat yang ideal yang mampu menghapus kejahatan). Naturalisme muncul pada abad ke-19 hingga abad ke-20.
           
      Deisme
Deisme percaya bahwa Allah ada di dalam alam, yakni sistem alam semesta. Allah menciptakan alam semesta, namun setelah itu alam semesta dibiarkan berjalan sendiri. Sehingga Ia tidak lagi memiliki hubungan pribadi dengan ciptaan. Bagi kaum deis, Allah mereka percayai sebagai sosok yang sangat juah, asing, dan tidak terjangkau. Mulanya istilah “deis” bukanlah sebuah istilah dari mahzab pemikiran. Tetapi “deis” adalah sebutan dari para pemikir pada abad ke-17 dan ke-18.

      Nihilisme
Nililisme merupakan suatu kepercayaan yang menyangkali realitas dari eksistensi itu sendiri. Dan tidak ada sesuatupun yang memiliki makna. Karena kaum nihilis berpendapat bahwa di dalam seluruh keberadaan alam semesta ini tidak ada yang memiliki tujuan. Semua tidak bertujuan, tidak memiliki makna apapun. Karena alam semesta ini adalah alam semesta yang tertutup, tidak berdasarkan sesuatu yang diluar dirinya dan tidak ada kekuatan dari dalam itu sendiri yang dapat mengubah alam semesta, karena yang ada di dalam alam semesta merupakan bagian dari alam semesta itu sendiri. Maka, manusia dimengerti sebagai mesin yang sadar namun tidak berkemampuan untuk memengaruhi nasib mereka sendiri. Nihilisme muncul dan berkembang pada abad ke-20. Tetapi nihilism itu sendiri sebenarnya memiliki masalah-masalah bagi kaum nihilis itu sendiri. Karena nihilism menyangkali apa yang menjadi kebutuhan dari setiap keberadaan segala sesuatu. Dan ini merupakan paradoks.

      Eksistensialisme
Eksistensialisme muncul pada abad ke-19 hingga abad ke-20. Pemikir yang terkenal yang sering disebut sebagai bapak eksistensialisme adalah Soren Kiekegaard (note: beliau adalah tokoh eksistensialisme theistis). Dilihat secara umum, kepentingan eksistensialisme yang utama berkenaan dengan kemanusiaan dan bagaimana manusia dapat menjadi signifikan di dalam dunia yang tidak signifikan. Ada dua kategori eksistensialisme, yaitu eksistensialisme theistis (menekankan tentang natur manusia dan hubungannya dengan Allah) dan eksistensialisme atheistis yang berpendapat bahwa dunia ini telah bereksistensi jauh sebelum manusia ada. Eksistensi dunia ini mulanya adalah suatu kekacauan, kemudian tunduk kepada peluang yang pada akhirnya diatur oleh hukum alam. Ini adalah eksistensi dunia yang bersifat objektif. Sedangkan eksistensi dunia yang bersifat subjektif adalah dunia pikiran, kesadaran, kebebasan, dan stabilitas. Dimana di dalam eksistensi subjektivitas, sains dan logika tidak pernah menembus eksistensi subjektif ini. Kelemahan eksistensialisme, terlebih eksistensialisme yang atheistis adalah, kegagalan dalam memberikan suatu acuan bagi moralitas yang melampaui masing-masing individu, karena mendasarkan signifikansi manusia pada subjektivitas (terpisah dari realitas).

      Monisme Patheisme Timur
Seperti namanya, Monisme Pantheisme Timur ini berasal dari pemikiran-pemikiran orang-orang yang ada di negara-negara Timur (mengadopsi pemikiran Buddhisme dan Hinduisme). Monisme Pantheis percaya bahwa hanya ada satu unsur impersonal yang membentuk realitas. Satu unsur impersonal tersebut adalah Allah, dan Allah ada di dalam term-term pantheistis. Menurut kaum monisme pantheisme timur, Allah adalah satu-satunya realitas tertinggi, yang tidak terbatas, dan meliputi segala sesuatu yang bereksistensi. Tidak ada yang tidak bereksistensi yang bukan Allah. Dengan kata lain, Allah adalah kosmos itu sendiri, yaitu Brahman (yang dipercayai oleh orang-orang Hindu). Karena semua yang bereksistensi adalah Allah, maka manusia dimengerti sebagai “allah-allah kecil”. Semua jiwa (baik jiwa manusia maupun jiwa makhluk hidup lain) yang ada didunia ini adalah kekal, karena semua jiwa pada hakikatnya adalah Sang Jiwa yang membentuk realitas itu sendiri, yang disebut dengan Yang Satu. Akan tetapi perjalanan jiwa untuk menjadi Yang Satu harus melalui proses/rangkaian panjang yang disebut sebagai proses reinkarnasi.

      Panentheisme
            Panentheisme merupakan posisi setengah theisme dan setengah pantheisme. Menurut panentheisme, alam semesta ada didalam Allah. Allah merupakan pikiran alam semesta, tetapi terpisah darinya. Wawasan dunia ini biasanya hanya dipegang oleh orang-orang yang berintelektual tinggi. Seperti fisikawan atau ilmuan.

       Zaman Baru
Zaman Baru mulai muncul dan berkembang sekitar tahun 1990-an. Pemikiran ini berasal dari mistisisme agama-agama Timur. Sehingga zaman baru ini lebih menyentuh ranah metafisik. Para pengikut Zaman Baru percaya bahwa tiap manusia memiliki pembawaan yang baik. bahwa pusat kesadaran manusia merupakan pusat kesadaran semesta. Dan bahwa di dalam diri manusia tiap pribadi (pikiran) terdapat suatu potensi kekuatan besar yang mampu melakukan penciptaan atau menentukan nasib pribadi. Pemikiran zaman baru ini lebih dikenal dengan Gerakan zaman baru (New Age Movement), yang berusaha mendorong manusia untuk mengambil suatu lompatan kuantum ke dalam suatu cara berkeberadaan yang sama sekali baru. GZB berpusat pada pengalaman transformasi spiritual-psikologis pribadi yang identik dengan sebagai “pengalaman religius”. Optimisme gerakan zaman baru ini adalah agar manusia mampu memaksimalkan potensi yang ada didalam dirinya untuk melakukan terobosan menuju dimensi lain, untuk mencapai keinginannya, dengan melepaskan aspek-aspek negatif kehidupan beralih ke aspek-aspek yang positif. Misalnya melalui positif thinking, meditasi, mensugesti diri, obat-obatan/terapi fisik dan tehnik mistis lainnya. Zaman baru ini merupakan wawasan yang bersifat sinkretis. Karena pada dasarnya pemikiran zaman baru meminjam dari setiap wawasan dunia yang utama. Yaitu pantheisme Timur, animisme kuno, naturalism, dan teisme (dalam kadar tertentu). Maka dari itu para pengikut zaman baru memercayai bahwa ada banyak jalan untuk mencapai kebenaran.

      Postmodern
Pemikiran Postmodern mulai muncul karena presaposisi bahwa Allah dan kebenaran universal sudah mati. Yang ada hanyalah alam semesta/kosmos, tidak ada Allah jenis apapun yang eksis. Dan pemikiran postmodern ini tidak mengakui adanya kebenaran universal, yang ada hanya kebenaran yang subjektif. Otonomi digerakkan oleh rasio manusia. Tiap-tiap manusia memiliki hak untuk berfikir, menyatakan pendapat, mengambil keputusan berdasarkan ideologinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar