Desember 14, 2010

Teringat selalu
Pada pertemuan pertama
Hasrat hati ini
Semakin hari membara
Untuk mengenalMu,
Dan menyelami hatiMu
Rindu tak tertahan
Bertemu denganMu.,

KasihMu.,
Menyentuh hati ini,
Bawaku dekat selalu
Kekasihku

Jiwaku..,
Rindu kehadiranMu,
Terpesona selalu
Pada diriMu.,

Desember 13, 2010

Karakteristik Nubuatan Mesianik Oleh Para Nabi Dalam PL


I.                   Pendahuluan
Berbicara mengenai Perjanjian Lama, hal yang menarik adalah meneliti masalah nubuatan mesianiknya. Sebab di dalam Luk 24:27, 44, dikatakan bahwa semua nubuatan yang tertulis tentang mesias (nubuatan dalam PL) harus digenapi. Iman Kristen mempercayai bahwa setiap nubuatan telah digenapi dalam diri Yesus Kristus. Inilah batasan yang diambil dari bukti-bukti Alkitab. Melalui nubuat, rencana Allah dalam karya penyelamatan-Nya dapat dilihat secara lebih jelas.[1] Karena itu, nubuat harus dievaluasi berdasarkan latar belakang rencana penyelamatan Allah pada manusia berdosa di mana semua nubuat harus dipandang sebagai suatu kesatuan. Tidak ada satu pun nubuat yang dapat dimengerti sepenuhnya apabila dipisah-pisahkan.[2] Maka dari itu, penulis mengasumsikan bahwa terdapat karakteristik tertentu mengenai nubuatan para nabi-nabi PL tentang Mesias.
Untuk itu dalam Paper ini, penulis secara khusus membahas mengenai nubuatan mesianis melalui nubuatan para nabi-nabi PL yang akan menggenapi maksud, rencana, dan kehendak Allah. Penulis memfokuskan tulisan ini hanya pada nubuatan nabi-nabi dan mendeskripsikannya secara garis besar agar dapat ditarik karakteristik atau sifat-sifat umum nubuatan para nabi di Perjanjian Lama. Disamping mendeskripsikan nubuatan mesianis oleh para nabi-nabi PL, penulis akan mendeskripsikan penggenapannya di PB dalam diri Yesus Kristus.

II.                Pengharapan akan kedatangan “mesias”
a.      Pengertian “mesias” dalam Perjanjian Lama
Menurut Kamus Webster’s Encyclopedia Deluxe Edition, Mesias adalah seorang pemimpin dan penyelamat orang Yahudi yang kedatangan-Nya telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Kata “mesias” berasal dari bahasa Aram, yaitu  x;yviäm. atau משיח  (masyiakh), artinya “mengolesi; mengurapi; melantik”.[3] Pada awalnya ini menunjukkan raja yang sedang berkuasa pada kerajaan Israel raya, terutama yang berasal dari dinasti Daud. Di dalam Perjanjian Lama, ada kalanya istilah ”mesias” juga digunakan terhadap raja Israel (kerajaan Utara) yang sedang memerintah.[4] Lambat laun istilah mesias digunakan pada raja Keselamatan yang akan datang, sebagai pengharapan bangsa Israel. Dan raja yang dinanti-nantikan tersebut dikumandangkan sebagai keturunan Daud, sesuai dengan nubuatan Nabi Natan (2 Sam 7). Kata “Mesias” dalam bahasa Yunani ditulis χριστος – (khristos), dari kata kerja χριω (khriô), “mengurapi”. Kata ini adalah merupakan asal-muasal bentuk Indonesia 'Kristus'.[5] Maka, nama “Kristus” adalah persamaan “Mesias” dalam bahasa Yunani, sehingga nama Yesus Kristus berarti “Yesus Sang Mesias”, atau “Yesus yang Diurapi”.
b.      Penantian bangsa Israel akan kedatangan Mesias
Sebagaimana umat Israel pernah tidak memiliki raja, demikianlah datang waktunya dimana mereka tidak punya raja lagi. Hal ini terjadi ketika kerajaan Yehuda runtuh (586 SM). Dan wilayahnya dimasukkan dalam kerajaan Babilonia. Raja-raja asing (Neh 9, 37) berturut-turut menguasai sisa umat yang tertinggal (Yahudi) dan dengan segala kepahlawanannya, mereka tidak berhasil untuk “memulihkan kembali kerajaan bagi  Israel[6] (Kis 1, 6). Umat Israel merindukan kerajaan mereka pulih. Maka Allah berjanji akan memberikan raja adil (Mesias) asalkan mereka mau berbalik pada Tuhan. Inilah yang kemudian menjadi latar belakang nubuatan para nabi yang melayani di antara abad ke-9 hingga abad ke-5 SM.[7]
Para teolog modern berpendapat bahwa : Bangsa Israel sangat mengharapkan kedatangan sang “raja adil”/mesias itu. Maka mereka mengira akan menerima hal itu ketika raja-raja baru bermunculan. Tetapi pengharapan itu gagal karena dari waktu ke waktu tidak ada raja yang ideal seperti yang mereka harapkan.[8] Tetapi dibalik itu semua, Allah sendiri yang membangkitkan pengharapan bangsa Israel tersebut.[9] Selama 3500 tahun orang Israel/orang-orang Yahudi menanti kedatangan Sang Penebus. Seperti yang dikatakan oleh Musa (Ul 18:18-19).[10] Bagian ini menyatakan bahwa Mesias akan datang dari ditengah-tengah bangsa Yahudi, yang kemudian akan menjadi seorang nabi besar yang berbicara tentang firman Tuhan.

III.             Nubuat Datangnya Mesias Oleh Para Nabi
Ratusan tahun sebelum Yesus lahir, para nabi dari Perjanjian Lama (PL) telah banyak berbicara tentang pesan Allah kepada manusia. Yaitu bahwa Allah akan mengirimkan seorang Juruselamat/mesias ke dalam dunia. Mereka tidak hanya membicarakan prosesi kedatangan-Nya, tetapi juga hal-hal tertentu yang akan terjadi dalam kehidupan-Nya. Baik oleh nabi yang hidup pada sebelum masa pembuangan maupun nabi yang hidup setelah masa pembuangan :
3.1  Oleh Para Nabi sebelum masa pembuangan
Janji tentang kedatangan Mesias sudah ada sejak zaman Hawa ketika masih berada ditaman Eden. Ia akan meremukkan kepala ular (Kej 3:15). Allah juga telah memberikan janji kedatangan mesias pada zaman Sem, Abraham, Ishak, dan Yakub.[11] Namun yang akan dibahas disini hanyalah beberapa nabi diantaranya :
·         Natan
Setelah Daud membangun Bait Suci bagi Tuhan, Nabi Natan diutus Tuhan untuk menyampaikan janji Allah kepada Daud bahwa Sang Mesias akan datang sebagai salah satu keturunannya, sebagai Raja abadi, seperti dikatakan Tuhan, Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan aku akan mengokohkan tahta kerajaannya untuk selama-lamanya (2 Samuel 7:13). Yesaya mengatakan, “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai (yaitu ayah Daud), dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah”. Daud menuliskan dalam Mazmur 22, menubuatkan apa yang dipikirkan oleh Yesus di kayu salib.
·         Amos[12]
Nabi Amos menyerukan nubuat kedatangan Mesias yang berasal dari keturunan  raja Daud.[13] Amos mengatakan bahwa kerajaan Daud akan kembali besar menguasai Israel yang telah dipersatukan dan menguasai bangsa-bangsa tetangga termasuk Edom. 
·         Hosea
Hosea memfokuskan bahwa mesias adalah raja yang datang dari keturunan Daud.[14] Hosea bernubuat bahwa pada masa akhir nanti Israel akan kembali mencari Daud dan kemudian bergabung kembali dengan Yehuda dan mengakui Daud sebagai rajanya (1:11; 3:5). Hosea diutus Tuhan untuk mencintai Gomer, seorang wanita sundal kemudian menebus dia. Ini seperti gambaran tentang mesias yang nantinya juga akan menebus umat manusia.[15] Hosea menubuatkan dalam Hos 11:1 bahwa Allah memanggil Anak-Nya yaitu Mesias dari Mesir. Dan ini telah digenapi dalam Matius 2:20. Mesias yang lahir di Betlehem Efrata, keturunan Daud dan lahir dari seorang perawan harus dipanggil dari Mesir. Ada 5 aspek yang spesifik dari janji Tuhan di kitab Hosea. 1). Mesias akan datang ketika Israel kembali kepada Tuhan. 2). Mesias berasal dari keturunan Daud. 3). Ia akan menjadi raja yang besar. 4) Ia akan membuat bangsa-bangsa tunduk kepada-Nya. 5). Mesias diidentifikasikan dengan Yahweh.
·         Yesaya[16]
Walaupun Yesaya mengetahui rencana kehancuran Yehuda, tetapi ia tetap berpegang pada harapan bahwa penguasa masa depan yang akan diurapi akan datang dan akan berasal dari keturunan Daud. Yesaya menubuatkan bahwa mesias akan lahir dari seorang perawan (Yesaya 7:14) dan ini digenapi dalam Matius 1:23. nubuat ini telah dinubuatkan oleh Yesaya ± 700 tahun sebelum Yesus lahir. Mesias dinyatakan dalam Yesaya 7:14 layak mendapat gelar Imanuel -- Allah menyertai kita. Dalam Yesaya 9:5-G, Anak yang lahir, Putera yang diberikan, diuraikan sebagai “Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai.” Dinubuatkan oleh Yesaya bahwa Mesias akan memerintah atas sisa bangsa yang selamat dengan hukum dan keadilan. Ia akan dipenuhi oleh Roh Allah (Yes 7:13-17; 9:5-6; 11:1-9).
·         Mikha
Mikha menubuatkan bahwa Mesias bukan hanya berkuasa atas Israel dan Yehuda saja, tetapi pemerintahannya akan sampai ke ujung bumi (Mikha 5:1-4a). Mikha menguraikan bahwa Anak yang akan lahir itu sebagai Seorang “yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Pernyataan ini merupakan pernyataan yang kuat tentang keberadaan sang Mesias sebelum la dilahirkan ke dunia. Gabungan kesaksian di atas ini dengan kesaksian-kesaksian lainnya memastikan hanya bila Ia datang, Mesias itu adalah Allah dan Manusia di dalam satu Pribadi. Mikha menggambarkan bahwa mesias akan datang sebagai sesosok yang sederhana, yang lahir di kota kecil Betlehem (5:1). Kelahiran sang mesias telah dinubuatkan lebih kurang 700 tahun sebelumnya.[17] Kota Betlehem ini digambarkan begitu kecil (kota Benyamin), namun Allah akan meninggikan Betlehem. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kota Betlehem ini merupakan tempat asal-usul kaum Efrata, yang juga menjadi suku asal-usul Daud.[18] Mikha melihat bahwa kekuasaan mesias tidak terbatas pada Israel, tetapi sampai ke seluruh dunia.
·         Yeremia
Pengharapan mesias dalam kitab Yeremia lebih samar-samar dari pada di dalam kitab Yesaya. Yeremia banyak mengaitkan nubuatnya pada tradisi-tradisi lama tentang penyelamatan dari Mesir, perjanjian di sinai dan penguasaan Palestina.[19] Ia juga berbicara tentang mesias yang akan datang dari keturunan Daud (23:5). Yeremia bukan hanya membahas kehancuran Yehuda, tetapi juga kehancuran bait Allah dan terhentinya pemujaan dan peribadatan dalam Bait Allah. Oleh karena itu ia mengajukan gagasan bahwa pada kedatangan raja yang akan datang itu ada jabatan keimaman yang disamping mesias, menjamin kebangkitan kembali pemujaan dan peribadatan bangsa Israel (33:17).
3.2. Pada masa pembuangan
·         Yehezkiel
Pengharapan mesianis dalam Yehezkiel dipandang sebagai salah satu berkat Allah. Mesias ini bukan mempunyai kekuasaan duniawi tetapi sebagai Raja Kedamaian. Yang pekerjaannya dapat dibandingkan dengan pekerjaan gembala. Yehezkiel  membayangkan sebuah negara agama yang akan berdiri setelah masa pembuangan. Ia sangat meyakini bahwa : a). Masa kedatangan mesias akan tiba. b). Orang-orang Israel akan kembali ke tanah yang dijanjikan
3.3. Oleh para nabi setelah masa pembuangan
·         Hagai
Hagai sangat yakin bahwa penggenapan janji Allah akan terlaksana dalam waktu singkat. Hagai yakin bahwa dalam nama Zerubabel, keturunan Daud[20] yang mempunyai peran besar dalam kembalinya bangsa dan pembangunan Bait Allah, akan wujud penggenapan pengharapan mesianis bangsa Israel (Hag 1:1-12; 2:21-24). Karena melihat pembangunan bait Allah, maka Hagai yakin bahwa penggenapan janji Allah dalam nubuat nabi-nabi dari masa pra-pembangunan (Yeremia, Yehezkiel, dan Yesaya) yang berakar pada nubuat nabi Natan (2 Sam 7) akan terwujud pada masa hidupnya.
·         Zakharia
Dalam Zakharia 1-8 dapat dilihat bahwa kitab Zakharia menuju penggenapan. Zakharia yakin bahwa kerajaan Allah sudah dekat, dimana kekuasaan-Nya diwakili oleh dua orang yang diurapi. Satu adalah mesias (politis), dan satu lagi mewakili tradisi para imam yang menjadi penasehatnya, sehingga antara keduanya ada kedamaian. Zakharia menubuatkan bahwa akan ada yang menghianati Mesias. Dan dalam kitab Matius 27:9-10, dapat dilihat pengenapannya dari nubuatan Zakharia 11:12, bahwa Yudas Iskariot mengkhianati Tuhannya dengan harga seorang budak, 30 keping perak (Keluaran 21:32).
3.3              Tabel nubuatan Mesias dan Penggenapannya
Dibawah ini adalah tabel yang penulis buat untuk mempermudah dalam melihat perbandingan nubuat mesianik melalui nabi-babi Perjanjian Lama dan penggenapannya dalam Perjanjian Baru :
Nubuat Perjanjian Lama
Penggenapan oleh Kristus
Yesaya menubuatkan bahwa mesias akan lahir dari seorang perempuan muda. Ia akan  mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel (Yes 7:14)
Nubuatan ini akhirnya digenapi dalam Mat 1:23
Mikha 5:1 menunjukkan tempat kelahiran Yesus  yakni di Betlehem, sebuah kota kecil yang tidak penting.
Ayat ini digenapi dalam Mat 2:6.
Yeremia menubuatkan terjadinya pembantaian bayi-bayi pada masa kelahiran (Yer 31:15)
Hal ini terjadi pada masa kelahiran Yesus (Mat 2:16-18)
Hosea menubuatkan peristiwa bahwa mesias akan dilarikan ke Mesir (Hos 11:1)
Yesus dilarikan ke Mesir (Mat 2:14-15)
Yes 40:3 membicarakan tentang “suara yang berseru-seru” sebelum kemuliaan Tuhan dinyatakan sebelum kedatangan Mesias.
Ini digenapi dalam diri Yohanes Pembaptis, pendahulu Yesus yang menyerukan pertobatan sebagai persiapan bagi kedatangan kerajaan Allah (Mat 3:3; Yoh 1:23).
Zak 9:9 menjelaskan bagaimana Mesias akan datang dengan kemenangan, sebagai seorang raja  yang masuk ke Yerusalem di atas keledai beban yang muda.
Ini digenapi dalam Mat 21:5.
Mal 3:1 paralel dengan Yes 40:3. Mal 3:1 menunjuk pada pendahulu Mesias sebagai seorang utusan yang mempersiapkan jalan bagi Mesias.
Hal ini juga digenapi (lihat Mat 11:10; Mark 1:2-3)
Yes 61:1 berkata bahwa Mesias akan diurapi oleh Roh Kudus dalam pelayanan, memampukan Dia memberitakan Injil kepada orang miskin, membebaskan mereka yang berada dalam perbudakan rohani dan memberikan penglihatan kepada mereka yang buta
Kristus diurapi oleh Roh Kudus dalam pelayanan, memampukan Dia memberitakan Injil kepada orang miskin, membebaskan mereka yang berada dalam perbudakan rohani dan memberikan penglihatan kepada mereka yang buta (Luk 4:18-21).
Yes 9:1-2 menubuatkan bahwa Mesias akan disamakan dengan masyarakat non Yahudi.
Ini digenapi sewaktu Kristus tinggal di Nazaret di mana wakil dari pemerintahan Roma ditempatkan dan kemudian di Kapernaum (Mat 4:15-16).
Yes 35:5-6 dan Yes 61:1-2 Mesias akan memberikan penglihatan bagi yang buta, menyembuhkan yang lumpuh, mentahirkan yang sakit kusta, membangkitkan orang mati, memberikan kabar baik pada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati.
Dikombinasikan dengan tanggapan Yesus pada pertanyaan Yohanes, mengindikasikan tentang pelayanan Kristus di dunia untuk memberikan penglihatan pada yang buta, menyembuhkan yang lumpuh, mentahirkan yang kusta, membangkitkan yang mati, memberitakan kabar baik pada yang miskin merupakan penggenapan nubuat Yesaya (Mat 11:5-6).
Yes 42:2-4 menjabarkan Mesias sebagai yang tidak sama dengan orang Farsi. Ia tidak suka bertengkar atau tidak berbelas kasihan, Ia baik dan penuh belas kasih, Ia tidak akan menghancurkan yang lemah dan lunglai, Ia akan menghibur mereka. Oleh karena itu banyak orang non Yahudi yang akan percaya pada Dia.
Ini cocok dengan penggambaran Kristus  (Mat 12:19-21).
Yes 29:13 mengatakan bahwa bangsa itu akan taat kepada Mesias hanya di bibir saja, bukan ketaatan yang sejati
Ini terjadi seperti yang diungkapkan dalam Mat 15:8-9.
Zak 13:7 mendeklarasikan bahwa Mesias akan ditinggalkan oleh semua teman-Nya pada saat yang krusial.
Nubuat inipun digenapi dan diceritakan dalam Mat 26:31.
Zak 11:12-13 menyatakan bahwa Mesias akan dijual dengan 30 keping perak.
Ini juga digenapi dalam Mat 27:9-10.
Yes 52:14 menjabarkan muka Kristus yang tidak dikenali lagi sebagai akibat sesahan.
Yoh 19:1 menceritakan tentang penderitaan Yesus ini.
Seluruh ayat di Yesaya 53 adalah nubuat tentang kematian dan kebangkitan Kristus; dari setiap ayat, tidak ada yang tidakdigenapi. Berikut ini ada dua ayat dari antaranya;
Yes 53:4 menjabarkan bahwa mesias akan menanggung penyakit orang-orang.
Matius menyatakan bahwa hal itu digenapi dalam pelayanan Kristus di dunia pada waktu Ia menyembuhkan mereka yang sakit (Mat 8:17).
53:5 menubuatkan penyesahan dan kematian Kristus karena kekejaman
Telah digenapi dan tertulis dalam Yoh 19:1,18.
53:7 menubuatkan Mesias seperti seekor domba yang diam dan taat menuju kematian.
Seperti yang tercatat dalam Yoh 1:29.
“dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian ke pembantaian” (Yes. 53:7)
Kristus, anak domba Allah, tetap bungkam selama penderitaannya (Mat. 27:12,14)
”Orang-orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat” (Yes. 53:9)
Yesus disalib bersama penjahat (Mat. 27:38), tetapi dikubur di pekuburan orang-orang kaya (Mat. 27:57-60)

Jika diurutkan, masih banyak lagi yang dapat dituliskan dalam tabel ini. Namun sudah sangat jelas bahwa tidak ada orang lain selain Yesus yang dapat menggenapi semua nubuat itu. Nubuat-nubuat tersebut jelas tidak memungkinkan akan ada “mesias-mesias” lain di masa mendatang, kecuali bahwa harapan itu akan dipenuhi pada kedatangan kembali Kristus yang kedua kali nanti.

IV. Sifat-sifat Umum dari Nubuatan Tentang Mesias oleh Para Nabi
Nubuatan tentang Mesias dalam diri Yesus Kristus cukup jelas, khususnya bila di pandang dari pernyataan Perjanjian Baru di mana penggenapannya membantu memberikan keterangan tentang isi nubuatan di dalam Perjanjian Lama itu. Bagaimanapun juga nubuatan tentang Mesias ini memiliki masalah-masalah tertentu namun tetap tidak mengurangi makna bahwa Yesus adalah mesias yang sejati:
1.  Bahasa dari nubuatan tentang Mesias sering samar-samar. Tetapi walau samar-samar, tidak mungkin akan memiliki dua arti. Seperti yang pernah dikatakan oleh Milton Terry bahwa “jika Alkitab memiliki lebih dari satu arti, itu tidak ada artinya sama sekali”.[21] Tetapi maksud Allah dalam kesamaran ini ialah untuk menjadikan nubuatan itu dapat dimengerti hanya oleh orang-orang percaya sejati yang diajar oleh Roh Kudus dan oleh karena itu dapat membedakan mana bagian-bagian yang merupakan nubuatan tentang Mesias. Banyak di antara bagian-bagian itu tidak dapat ditafsirkan kecuali diterangi oleh seluruh isi Firman Allah.
2. Bahasa dari nubuatan Mesias sering bersifat kiasan. Arti kiasan itu tidak perlu tak berketentuan, karena sering kiasan itu memberikan maksud yang sangat jelas bahkan walaupun bagian tersebut barangkali perlu ditafsirkan. Misalnya, ketika Kitab Suci mengucapkan nubuatan berikut, "Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah" (Yesaya 11:1), jelas ayat ini menunjuk kepada Mesias sebagai Seorang yang akan diturunkan dari Isai. Di sini meskipun memakai bahasa kiasan, namun kehenaran yang dikandungnya sungguh jelas.
3.  Terdapat hubungan typologis antara Daud dan nubuat kedatangan mesias.[22] Daud adalah tipe tentang Kristus sebagai seorang yang mula-mula gembala kemudian menjadi raja. Arti typologis dari peristiwa-peristiwa ini maupun berbagai kejadian kecil dalam hidupnya adalah bayang-bayang tentang Kristus. Terlebih bagi nabi-nabi yang hidup pada masa pra-pembuangan melihat masa keselamatan sebagai kebangkitan kembali kerajaan Daud yang besar dan agung.
4.  Dalam nubuatan tentang Mesias masa depan sering dianggap sebagai masa lalu atau masa sekarang. Bahasa lbrani sering mempergunakan pengertian ”sudah” dalam menulis nubuatan. Nubuat-nubuat agung dari Yesaya 53 umpamanya, ditulis seakan-akan sudah terjadi. A.B. Davidson mengemukakan, ”Penggunaan ini sangat biasa dalam bahasa yang muluk-muluk dari pada nabi, yang iman dan imajinasi-nya demikian jelas memproyeksikan di depan mereka segala peristiwa atau kejadian yang mereka nubuatkan seperti tampaknya sudah terjadi.” Ini bagian dari maksud Allah, dan oleh karena itu bagi nabi-nabi yang dapat memandangnya dengan jelas peristiwa-peristiwa tersebut sama seperti sudah terjadi. Gaya bahasa seperti ini menunjukkan bahwa peristiwa yang diramalkan dalam Perjanjian Lama itu pasti digenapi bahkan walaupun akan terjadi di masa depan.
4.  Seperti bentuk-bentuk nubuatan yang lain, nubuatan tentang Mesias sering dilihat secara horisontal dan bukan vertikal. Dengan perkataan lain, walaupun urutan peristiwa dalam nubuatan itu pada umumnya dinyatakan dalam Kitab Suci, tetapi nubuatan tidak selalu memberikan jarak waktu yang mestinya ada di antara dua peristiwa besar yang disebutnya. Nubuatan Perjanjian Lama bisa saja melompat dari peristiwa penderitaan Kristus langsung kepada kemuliaan-Nya tanpa menyebutkan jangka waktu yang terbukti dari sejarah memisahkan kedua peristiwa besar itu. Fakta bahwa nubuatan tentang Mesias tidak selalu menyebutkan jangka waktu di antara beberapa peristiwa, digambarkan dalam kutipan Kristus dari Yesaya 61:1-2 di dalam Lukas 4:18-19. Ayat-ayat di Yesaya menghubungkan kedatangan pertama dan kedua dari Kristus tanpa sesuatu petunjuk bahwa di antara keduanya terdapat jangka waktu yang lebar. Tetapi sejarah telah menunjukkan bahwa keduanya dipisahkan oleh jangka waktu paling sedikit lebih dari 1900 tahun. Kristus dalam kutipan-Nya menyebutkan aspek-aspek kedatangan pertama-Nya. Tetapi secara tiba- tiba berhenti tanpa menyebutkan ayat selanjutnya mengenai ”hari pembalasan Allah” yang menunjuk kepada hukuman di saat kedatangan kedua kali-Nya. Apabila dimengerti benar-benar, masalah dalam menafsirkan nubuatan tentang Mesias ini tidak begitu sulit. Tetapi si penafsir harus juga hati-hati untuk mengambil kesimpulan. Kalau ada nubuatan yang kurang lengkap, perlu memeriksa dengan teliti apa yang dimaksudkan oleh penulis.
Melihat karakteristik nubuat mesianik di atas maka dapat dipastikan bahwa nubuatan para nabi jelas menunjuk kepada ”Yesus Kristus” sang Mesias yang dinanti-nanti. Fakta yang penting yang berdiri teguh di atas yang lain adalah bahwa Mesias dari Perjanjian Lama adalah juga Mesias dalam Perjanjian Baru. Sebab Perjanjian Lama adalah legitimasi dari kedatangan Yesus. Ia secara aktif ikut serta membawa keselamatan dalam pengertiannya yang paling luas kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya.[23]

V.    Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa ”mesias” yang adalah raja yang diurapi dan dinanti-nantikan untuk memulihkan keadaan bangsa Yahudi itu telah digenapi dalam diri Yesus Kristus. Setiap kata nubuatan dari para nabi merupakan kesaksian yang berulang-ulang tentang keilahian-Nya. Beberapa karakteristik umum dari nubuatan mesianik tersebut antara lain : 1) bahasa yang digunakan sering samar-samar dan sulit untuk ditafsirkan; 2) Banyak menggunanakan bahasa kiasan, tetapi meskipun demikian, pesan-pesan yang dikandungnya jelas; 3) Terdapat hubungan typologis antara Daud dan nubuat kedatangan mesias; 4) Nubuatan mesianik oleh para nabi-nabi PL kebanyakan menggunakan bahasa dalam bentuk lampau. Gaya bahasa ini merupakan ciri khas dari suatu nubuatan yang dianggap pasti terjadi; 5) Seperti bentuk-bentuk nubuatan yang lain, nubuatan tentang Mesias sering dilihat secara horisontal dan bukan vertikal. Oleh karena itu, nubuatan Perjanjian Lama biasa saja melompat dari penderitaan Kristus kepada kemuliaan-Nya tanpa menyebut jangka waktu yang terbukti dari sejarah memisahkan kedua peristiwa besar itu.

Daftar Pustaka

______Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih (OMF), 2002.
Barth, C. Theologia Perjanjian Lama 2, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1989.
Eastman, Mark & Smith, Chuck. The Search for Messiah, Fountain Valley : Joy Publishing.
Heinisch, Paul. History of The New Testament, Minesota : The Liturgical Press, 1952.
Kac, Athur Wm. The Messianic Hope, Michigan : Baker Book House, 1975.
Kaiser, Walter C. The Messiah in the Old Testament, Michigan : Zondervan Publishing House, 1995.
Lasor, W.S. Pengantar Perjanjian Lama 2, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2000.
Purba, Kreysen, Diktat Mata Kuliah Nubuatan Mesianik Dalam Perjanjian Lama, Bandung: STTB, 2010.
Ringgren, Helmer. The Messiah in the Old Testament, London : SCM Press, 1956.
Siahaan, S.M. Pengharapan Mesias Dalam Perjanjian Lama, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1991.
Walvoord, John F.  Yesus Kristus Tuhan Kita, Surabaya : Yakin, 1969.
Walvoord, John, F. Jesus The King Is Coming, Chichago : Moody Press, 1975.

Internet


[1] W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2000), hlm. 193.
[2] Clarence H. Benson, Pengantar Perjanjian Lama Puisi dan Nubuat, (Malang: Gandum Mas, 2004), hlm. 33.
[3] Kreysen Purba, Diktat Mata Kuliah Nubuatan Mesianik Dalam Perjanjian Lama, (Bandung: STTB, 2010), hlm. 2.
[4] S. M Siahaan, Pengharapan Mesias Dalam Perjanjian Lama, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1991), hlm. 3.
[5] http://www.sarapanpagi.com
[6] C. Barth, Theologia Perjanjian Lama 2, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1989), hlm. 62.
[7]  Walter c. Kaiser, The Messiah in the Old Testament, (Michigan : Zondervan Publishing House, 1995), hlm. 6.
[8] Helmer Ringgren, The Messiah in the Old Testament, (London : SCM Press), hlm. 23.
[9] C. Barth, Theologia Perjanjian Lama 2, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1989), hlm. 147.
[10] Mark Eastman & Chuck Smith, The Search for Messiah, (Fountain Valley : Joy Publishing), hlm. 1.
[11] John, F. Walvoord, Jesus The King Is Coming, (Chichago : Moody Press, 1975), hlm. 127.
[12] Amos adalah nabi yang melanjutkan nubuat nabi Natan. Ia terpanggil untuk memperingati bangsa Yehuda beserta rajanya (Yeroboam II), yang menduduki tahta Efraim, akan keruntuhan kerajaan tersebut (7:9-11). Bangsa-bangsa lain juga akan dihukum tetapi dalam hukuman tersebut masih akan ada bangsa yang selamat (9:8). Masa keselamatan itu adalah kerajaan Daud seperti pada masa awal kerajaan (Am 9:11-15). 
[13] Walter c. Kaiser, The Messiah in the Old Testament, (Michigan : Zondervan Publishing House, 1995), hlm. 145.
[14] Walter c. Kaiser, The Messiah in the Old Testament, (Michigan : Zondervan Publishing House, 1995), hlm. 142.
[15] Ibid, hlm. 143.
[16] Kitab Yesaya juga sering diistilahkan sebagai kitab Messianik karena di dalam kitab ini banyak terdapat nubuatan-nubuatan kedatangan Messias.
[17] Athur Wm Kac, The Messianic Hope, (Michigan : Baker Book House, 1975), hlm. 34-35.
[18] Pengharapan Mesias Dalam Perjanjian Lama, hlm. 20.
[19] Ibid, hlm. 22.
[20] Ini dapat dilihat dari silsilah Yesus di Matius 1. Bahwa Zerubabel adalah nenek moyang Yesus.
[21] Walter c. Kaiser, The Messiah in the Old Testament, (Michigan : Zondervan Publishing House, 1995), hlm. 32.
[22] John F. Walvoord,  Yesus Kristus Tuhan Kita, (Surabaya : Yakin, 1969), hlm. 57.
[23] Ibid, hlm. 53.